Penerimaan Siswa Baru SDIT Insantama Cilegon

Assalamu alaikum

Alhamdulillah, telah dibuka PSB ( Penerimaan Siswa Baru ) Untuk Pendaftaran gelombang I sampai dengan 11 Maret 2011 . Bagi yang berminat mendaftarkan putra dan putrinya, untuk informasi pendaftaran Hubungi Saudara:

Suntomo : 0852.1551.2171
: 0254.922.4442


Atau datang saja ke

Kampus SDIT Insantama
Ki Wasyid Centre Jl. Ki wasyid kec. Jombang Kota Cilegon
(300 M belakang Mall Ramayana Cilegon)
Email : insantama.clg@gmail.com


Wassalam

Panitia Penerimaan Siswa Baru

Kamis, 25 Februari 2010

Berlatihlah Bila Ingin Menjadi Juara

Pagi itu saya menonton berita olah raga di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Salah satu berita yang ditampilkan adalah persiapan tim lompat indah Indonesia untuk bertanding di Sea Games. Hanya ditargetkan satu medali emas namun para atlet itu sibuk berlatih setiap hari. Para atlet berlatih mengangkat beban, sit up, push up, lompat tak terhitung jumlahnya. Bila dihitung, waktu latihannya jauh lebih lama ketimbang saat mereka bertanding. Sebelum bertanding, merekapun akan uji coba ke China. Sungguh perjuangan yang hebat.
Kehidupan itu seperti para atlet. Salah satu cara terbaik untuk menciptakan hasil yang spektakuler di wilayah penting hidup Anda adalah melalui latihan sehari-hari. Untuk mencapai sukses Anda memerlukan latihan. Para atlet mengetahui hal ini dengan sangat baik. Mengapa kata itu menjadi begitu asing untuk kita? Untuk mempertahankan gelar juara dunia, Chris John harus berlatih ke Australia dan Amerika Serikat. Untuk menjadi maha bintang basket Michael Jordan harus berlatih sedikitnya 3-6 jam per hari. Mereka menyiapkan dengan sangat baik jauh sebelum pertandingan benar-benar dimulai.
Kesuksesan pribadi dan bisnis membutuhkan latihan. Sebelum saya menulis tiga buah buku best seller; Kubik Leadership, Menyemai Impian Meraih SuksesMulia, dan Tuhan Inilah Proposal Hidupku saya berlatih menulis setiap hari seusai sholat Subuh. Tulisan yang selesai ditulis saya berikan kepada istri saya untuk dibaca, ketika komentar yang diberikan istri saya berbeda dengan apa yang saya maksud saya perbaiki lagi tulisan tersebut. Kata sahabat saya, Zaim Ukhrowi, Direktur Utama Balai Pustaka: ”Tulisan yang baik itu bisa dipahami oleh orang idiot sekalipun” Saya terus berlatih sampai anak saya yang masih sekolah dasar mengerti apa maksud tulisan saya. Setelah itu baru tulisan saya muat di blog pribadi atau saya sebar ke berbagai milis. Sekarang saya sudah percaya diri untuk menulis berbagai artikel yang dimuat di berbagai media.
Sebelum menjadi trainer profesional, saya telah berlatih ribuan jam. Saya senang mengajar di depan kelas sejak saya SMP hingga SMA. Ketika kuliah di IPB sayapun menjadi asisten dosen dan memberikan banyak pelatihan kepada adik kelas (yunior). Begitu pula ketika saya menjabat sebagai Direktur Dompet Dhuafa Republika, pekerjaan yang paling saya senangi adalah memberikan training kepada karyawan dan jejaring yang kami ciptakan ketika itu. Sampai sekarang saya terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan saya di dunia training. Saya berlatih 3 V (verbal, vokal, dan visual) hampir setiap hari.
Kesuksesan dan kemuliaan hidup tidak akan muncul begitu saja. Anda perlu menciptakannya. Tetapkanlah serangkaian latihan dan secara konsisten lakukanlah. Begitu Anda sudah mahir dalam satu hal, buatlah perencanaan latihan yang lain dan konsistenlah menjalankannya. Begitu seterusnya.
Latihan akan mengunci pikiran dan perasaan Anda pada performa yang terbaik. Latihlah mental Anda setiap hari dengan cara menuliskan perasaan, pemikiran, dan karunia yang Anda syukuri. Atau Anda dapat memulai hidup dengan membaca kitab suci, olah raga dan menyantap makanan pagi yang sehat. Setelah itu, ucapkan kata-kata penyemangat yang sesuai dengan kehidupan terbaik yang ingin Anda raih.
Berlatihlah membuang pikiran dan perasaan negatif. Bangunlah kepercayaan penuh terhadap orang-orang yang Anda cintai. Berlatihlah untuk tidak menggunakan kata-kata dan perasaan yang negatif ketika bergaul dengan banyak orang. Usai berlatih, ciumlah pasangan hidup dan putra-putri Anda dan katakanlah I love you di telinga mereka. Kemudian pergilah ke dunia nyata yang indah dengan penuh energi dan senyum manis serta hati yang bahagia.

Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini (JA)
Sumber : http://jamil.niriah.com

Tanpa TV Anak Berfikir Lebih Luas

Anak saya punya 3 ensiklopedi. Itu memberikan pemahaman padanya bahwa buku lebih berharga dari TV

Hidayatullah.com--Pengaruh televisi dalam keluarga Indonesia tampaknya sudah demikian kuat menyatu dengan keseharian masyarakat. Data Bank Dunia tahun 2004 menunjukkan, ada 65 persen lebih rumah tangga pemilik televisi di Indonesia. Bentuk media audio visual yang menarik dan lengkap dari si ”tabung ajaib” menjadikan ia lebih digandrungi dibandingkan dengan produk budaya lain, seperti buku. Hiburan yang disajikan mampu menarik mayoritas penduduk menekuni tayangan televisi dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, lebih tiga perempat (86 persen) dari seluruh penduduk usia 10 tahun ke atas di Indonesia memiliki aktivitas rutin mengikuti acara televisi dalam seminggu. Tapi jumlah itu tak termasuk Mohammad Fauzil Adhim (38), pria yang namanya melejit lewat bukunya “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” (1997) justru tak memiliki TV. Mungkin akan terasa janggal bagi semua orang. Bagaimana cara dia menjelaskan pada anak tanpa hiburan TV di rumah? Berikut petikan wawancara dengan laki-laki kelahiran Mojokerto, Jawa Timur pada 29 Desember l972 ini.

Apa alasan Anda menolak TV di rumah?

Saya tidak menolak, tapi karena saya melihat tidak ada alasan yang membuat TV layak untuk dipelihara di rumah, sehingga saya tidak memelihara TV.

Sejak kapan itu Anda lakukan?

Memang sejak awal saya sudah tidak memelihara TV. Tapi suatu saat, karena penasaran ingin tahu seperti apa sih TV sekarang, saya dan istri pernah juga mencoba menyewa TV. Nah, pada saat TV itu distel, justru anak pertama saya, Fathimah yang memprotes, dan minta TV itu dimatikan. Sampai dia bilang,”Ibu dimatiin, kok Ibu suka sih nonton film yang jelek-jelek. Itu kan nggak bagus.” Makanya TV akhirnya dimatikan dan kita tidak pernah nyewa lagi.

Mudharatnya apa?

Tidak ada stasiun TV yang mengudarakan acara yang benar-benar mengaktifkan otak anak, dan menggugah anak terlibat dalam proses berfikir. TV justru menyedot perhatian anak yang dalam jangka panjang bisa mempasifkan otaknya. Belum lagi soal content (isi). Film-film yang ditayangkan maupun iklan pariwaranya sebagian besar tidak layak untuk dikonsumsi anak. Katakanlah misalnya ada acara yang cukup bagus, itu saja mengenaskan.

Berarti Anda tidak butuh TV?

Saya merasakan tidak ada kebutuhan dari TV. Karena itu mengapa saya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Menurut saya hiburan yang paling mahal ya TV. Untuk mendapatkan sampah kita harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah, padahal dengan dana segitu, kita bisa membelikan anak-anak kita ensiklopedi, atau bisa kita belikan komputer atau buku, atau hal-hal lain yang jelas manfaatnya.

Di TV kan juga ada tayangan pendidikan yang bermanfaat untuk anak?

Pertama, Ayat Al-Quran bisa ditempelkan di tissue, di kaleng bir. Tapi kalau ada tulisan bismillah di kaleng bir bukan berarti birnya halal. Khamr pun dikatakan ada manfaatnya, tapi kenapa diharamkan? Berarti ada manfaatnya tidak cukup untuk menjadikan sesuatu itu halal. Kedua, tayangan-tayangan yang diperuntukkan anak-anak sebagian besar tidak dikemas sesuai dengan perkembangan anak, dan tidak dikemas untuk merangsang kemampuan berpikir aktif maupun konstruktif, sehingga anak hanya menjadi pihak yang mengalami terpaan exposure dari berbagai tayangan TV.

Bagaimana dengan kebutuhan informasi yang bisa didapatkan di TV?

Sumber informasi, sumber untuk mendapatkan kebutuhan psikis berupa perhatian, kebutuhan untuk mendengarkan itu ada pada orang tua, dan orang-orang penting lainnya dalam keluarga. Kalau dalam ilmu psikologi dikenal dengan significant person atau significant others. Sejauh ini, sepanjang yang saya tahu, kualitas attachment yang baik meningkatkan kreatifitas anak, meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan percaya diri anak. Anak cenderung akan memiliki konsep diri yang bagus dan cenderung lebih bisa mengelola dirinya.

Apa dampak lebih jauh dari menonton TV?

Sejauh yang saya pahami sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli psikiatri Amerika Serikat, tayangan TV yang sering disaksikan anak adalah tayangan-tayangan yang tidak dikemas untuk anak, sehingga banyak menonton TV menyebabkan anak otaknya pasif dan cenderung tidak suka berpikir. Dan jika anak tidak suka berpikir, maka anak cenderung tidak mampu mengkomunikasikan perasaannya dengan baik. Dan itu berarti menambah kesulitan kita dalam mendidik anak.

Bagaimana respon anak dengan tidak adanya TV di rumah?

Anak-anak memang saya didik untuk suka membaca. Karena itu mereka cenderung bisa mengungkapkan gagasannya dengan lebih baik. Dan anak-anak yang suka membaca itu cenderung memiliki informasi yang lebih kaya. Bahkan terkadang kalau sudah seperti itu, anak-anak malah suka usul pada saya. Misalnya Fathim, ketika melihat gambar mobil yang ada TV-nya, justru mengatakan pada saya, ”Bapak kalau mau beli mobil tak usah pakai TV, karena di TV banyak yang jelek.”
Bagaimana Anda menjelaskan kepada Anak?

Jadi yang penting prosesnya. Kalau anak langsung dilarang, anak akan penasaran. Tapi cukup dengan dialog. Sebagaimana sekarang Fathimah ndak mau makan di Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, ndak mau minum air mineral yang mereknya Aqua dan Ades. Semua itu bisa ditanamkan karena ada dialog, kalau semua itu produk boikot. Begitu juga dengan menyikapi TV, harus ada dialog.

Pernah ditanyai anak tentang TV?

Saya pernah ditanya anak, ”Bapak kok nggak punya TV. Kata temanku kalau ndak punya TV berarti miskin.” Ini kan berarti social pressure, tekanan-tekanan masyarakat. Nah di sinilah saya perlu menjelaskan setepat-tepatnya. Ya karena kebetulan Allah memberikan rezeki pada saya maka saya gantikan dengan benda-benda yang ada manfaatnya, dan harganya melebihi TV, seperti ensiklopedi. Sekarang anak saya punya 3 ensiklopedi. Itu memberikan pemahaman pada anak bahwa ini lebih berharga dari TV, dan saya memperkuat dengan dialog bahwa ini lebih baik dari TV.
Apa pengganti TV, selain ensiklopedi?

Kalau anak sudah senang buku apakah kemudian dia masih ingin mencari ganti yang lain. Jadi tidak sekedar ensiklopedi, tapi komputer, buku atau bacaan-bacaan lainnya. Atau juga ketika anak-anak butuh hiburan, saya belikan tenda yang mereka bisa bermain di sana.

Anak-anak tidak bosan baca ensiklopedi dan buku terus-terusan?

Kalau otak anak itu aktif, maka dia akan cenderung aktif mencari. Kalau dia sudah bosan membaca, maka dia akan mencari kegiatan yang inovatif lainnya. ketika anak-anak suka membaca, maka mereka cenderung komunikatif, lebih mampu mengungkapkan perasaannya. Misalnya, suatu saat anak saya minta dibelikan buku. Untuk apa? Dia mau menulis buku harian. Selain itu, ketika dia tidak terlalu fokus pada TV, saya lihat mereka cenderung menyukai benda-benda intelektual, seperti memotret sendiri. Ia mengembangkan berbagai macam keterampilan karena pikirannya berkembang. Pikirannya tidak tersedot oleh bayangan yang sebenarnya tidak diperlukan itu.

Nilai positif rumah tanpa TV?

Tanpa TV anak akan memiliki kesempatan berfikir yang lebih luas, anak akan mengembangkan inisiatif-inisiatif yang lebih aktif dan progresif. Sementara dengan adanya TV anak siap untuk dicekoki. Anak belum sempat berpikir sudah dijejali dalam tempo yang sangat tinggi. Ketika anda melihat TV, maka dalam 1 menit akan terjadi perubahan-perubahan gambar yang luar biasa cepatnya. Padahal masa kanak-kanak adalah masa yang paling pesat perkembangan otaknya. Semestinya pada masa itulah rangsang-rangsang otak itu dimaksimalkan. Anak betul-betul diberi pengayaan rangsang otak yang luar biasa.

Mengapa demikian?

Otak itu berkembang dari usia 0 – 6 tahun, dan porsinya mencapai 80 %. Sementara sisanya yang 20 % terjadi pada usia-usia berikutnya. Dari usia itu, yang lebih penting lagi adalah 18 bulan pertama usia anak. 20% perkembangan otak terjadi pada usia itu. Maka alangkah sayangnya jika pada usia-usia yang sangat strategis ini justru anak-anak tidak memperoleh rangsangan yang maksimal. Dan sebaliknya justru hanya memperoleh exposure dari TV. Padahal banyak kegiatan lain yang bisa merangsang daya nalar anak, contohnya membaca.

Dampak anak yang suka menonton TV?

Saya kira anak yang biasa menonton TV, maka di sekolah pun TV memiliki daya tarik yg lebih besar baginya. Karena itu sekolah tidak menjadi surga baginya. Karena di TV anak tidak akan banyak dapat informasi. Ada kasus yang pernah saya dapatkan, ketika ada orang tua yang membawa anaknya, saya kira dia ini idiot sehingga dia tidak naik kelas dan nilainya nol semua, tapi ternyata anak ini tidak idiot. Ia lebih senang nonton TV dan main game, sehingga ketika di kelas, pikirannya tidak di kelas, tapi di rumah, yaitu di TV. [jidi/sahid/www.hidayatullah.com]

PSB SDIT Insantama Cilegon


Assalamu alaikum

Alhamdulillah, telah dibuka PSB ( Penerimaan Murid Baru ) Untuk Sekolah Dasar Kelas 1 dan 2. Pendaftaran telah dimulai sejak Senin tanggal 22 Februari 2010. Bagi yang berminat mendaftarkan putra dan putrinya segera Hubungi Saudara:
Syamsuri : 0852.8187.2565
H Trisno Y : 0254.922.4442


Atau datang saja ke

Kampus Ki Wasyid
Jl. Ki wasyid kec. Jombang
(300 M belakang Mall Ramayana Cilegon)
Email :insantama.clg@gmail.com


Wassalam

Panitia PSB

Selasa, 23 Februari 2010

Kampus SDIT Insantama Cilegon









Yayasan Pesona Insantama :
Kompleks Pejaten Mas B.07 No. 05
Desa Pejaten Kecamatan Kramatwatu - Serang
Telp: 0254-231434, e-mail: insantama.clg@gmail.com


Kampus SDIT Insantama CIlegon:
Kampus KH Wasyid
Jalan Ki Wasyid Jombang Kota Cilegon
(300 m belakang RAMAYANA Cilegon)
Telp: 0254-9224442, Fax: 0254-222450,
e-mail: insantama.clg@gmail.com

Profil Yayasan





VISI
Menjadi lembaga pengembangan sumberdaya manusia yang terkemuka bagi terbentuknya muslim utama dan cendekia menuju tatanan kehidupan yang diridlai Allah SWT.

MISI
1.Mengembangkan gagasan pengembangan sumber manusia alternatif yang rahmatan lil ‘alamin agar dapat diapresiasi secara positif, memberikan efek duplikatif dan persuasif yang dibuktikan dengan berkembangnya aplikasi praktis di tengah masyarakat.
2.Menyiapkan sumberdaya manusia muslim yang utama dan cendekia, yakni memiliki iman yang benar, ilmu yang dalam, akhlaq yang mulia, ibadah yang khusyu’, giat dalam amal, serta kreatif dan inovatif.

TUJUAN
1.Menyebarkan ide, melakukan aksi, sinergi, advokasi dan edukasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia muslim.
2.Merancang dan mengembangkan berbagai program dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.


LINGKUP PROGRAM
1.Pengkajian dan pengembangan gagasan pengembangan sumberdaya manusia muslim melalui berbagai kegiatan kajian (diskusi, workshop, talkshow di berbagai media radio/televisi), penerbitan (jurnal, buku dan sebagainya), penerjemahan, penulisan dan publikasi.
2.Pengembangan sumberdaya manusia muslim melalui kegiatan pendidikan (formal, nonformal), dan pelatihan.
3.Pembentukan jaringan (networking) dengan lembaga usaha, lembaga penelitian, serta institusi terkait lainnya.
4.Jasa konsultansi pengembangan sumberdaya manusia muslim.
5.Melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukung demi tercapainya visi dan misi dalam bidang pengembangan usaha dan potensi umat.



DEWAN PENGURUS

1. Ketua Umum : H. Trisno Yuwono
2. Sekretaris : Achmad Nasrullah
3. Ketua Bidang Keuangan : Doni wahyudi Pratomo
4. Ketua Bidang Pendidikan : Achmad Nasrullah
5. Ketua Bidnag SDM dan Pengembangan : Achmad Nasri
6. Ketua Bidang Sarana dan Prasarana : Ir. Usep Iskandar
7. Ketua Bidang Pengembangan Dana Usaha : Gito Arianto
8. Ketua Bidang Humas & Pemasaran : Achmad Syamsuri

Kata Pengantar







Segala puji hanyalah untuk Allah, yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan bumi dan alam semesta. Salam dan salawat semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para pengikutnya.

Pendidikan sekolah dasar yang merupakan kelanjutan pendidikan taman kanak-kanak, menempati posisi yang sangat penting dan strategis. Di dalam masa ini diletakkan dasar-dasar pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu-ilmu kehidupan. Memasuki masa-masa kiritis, siswa akan dibentuk atau diwarnai dengan shibghah (celupan) tertentu yang dikehendaki sehingga di masa depan siswa akan menjadi manusia sesuai arahan program yang telah dicanangkan. Pentingnya pendidikan di masa ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

Al ‘ilmu fish shighari kan naqsyi fil hajari.
“(Menuntut) ilmu pada masa kecil ibarat mengukir di atas batu.”
(HR. Baihaqi dan Ath-Thabrani dalam Al Ausath)

Hadits di atas bermakna bahwa penanaman ilmu pada masa kecil (anak-anak) sangatlah penting, karena pada masa itu merupakan fase pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu kehidupan. Pada masa ini anak-anak masih murni dan bersih akal dan hatinya, masih kuat ingatannya, dan masih menyenangkan baginya untuk mempelajari segala sesuatu. Fase ini sangat menentukan, sehingga diibaratkan sebagai “mengukir di atas batu”, yang berarti ilmu yang diberikan akan sangat kokoh menancap dalam benak dan sanubari siswa yang selanjutnya akan dia jadikan pondasi dan bekal hidup di kelak dewasa nanti.
Sehubungan dengan hal ini, Imam Al Ghazali seperti yang dikutip oleh Langgulung (1985) dalam buku Pendidikan dan Peradaban Islam, pernah menyatakan: “Cara mendidik anak termasuk hal yang paling penting. Kanak-kanak merupakan amanah bagi ibu bapaknya. Hatinya yang suci bersih merupakan permata yang tak ternilai dan sederhana, luput dari segala ukiran dan gambaran. Tetapi ia dapat menerima segala macam ukiran dan condong kepada setiap yang diajarkan kepadanya. Jika ia dibiasakan dengan kebaikan, maka ia akan menjadi dewasa dan berbahagia di dunia dan akhirat, sedang ibu bapaknya dan guru-gurunya turut merasakan pahala dan ganjarannya. Jika dibiasakan berbuat jahat, maka ia akan sengsara dan binasa. Sedang tanggung jawab itu berada di pundak penanggung atau walinya”.

Pentingnya pendidikan sekolah dasar dapat dipahami pula dari kenyataan bahwa manusia dilahirkan tanpa membawa pengetahuan apa pun juga. Maka, yang akan mempengaruhi jalan dan orientasi hidupnya adalah pengetahuan – yang terutama diperoleh melalui proses pendidikan -- yang dia diterima dari lingkungannya. Allah SWT dalam hal ini berfirman :

“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun…”
(QS An Nahl : 78)

Dalam ayat di atas Allah menerangkan bahwa tatkala lahir, manusia hadir ke dunia dengan tanpa bekal pengetahuan apa pun. Namun demikian, agar manusia dapat hidup untuk memakmurkan bumi, Allah memberikan potensi-potensi dasar pada manusia. Potensi tersebut menurut Syekh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitab Al Fikru Al Islamy terwujud dalam dua hal; pertama, akal (daya pikir); kedua, potensi kehidupan (al- thaqatu al-hayawiyah) yang terdiri dari kebutuhan jasmani (al-hajatu al- udhawiyah) dan naluri (gharizah). Lanjutan dari ayat di atas mengisyaratkan sebagian potensi dasar tersebut. Allah SWT berfirman :

“…dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kalian bersyukur.”
(QS An Nahl : 78)

Potensi-potensi dasar manusia inilah yang dalam sebuah hadits disebut sebagai “fitrah” sebagaimana hadits di bawah ini:

“Setiap anak itu dilahirkan atas suatu fitrah.
Bapak ibunyalah yang menyebabkan ia
menjadi Yahudi, atau Nasrani, Majusi.”
(HR. Muslim)

Jelaslah bahwa kendatipun manusia lahir dalam keadaan tuna ilmu, namun Allah Yang Maha Pemurah telah mempersiapkan baginya potensi-potensi dasar baginya untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan dan mendayagunakan potensi dasar tersebut.
Dari sinilah dapat ditegaskan arti pentingnya pendidikan dasar, yakni merupakan lembaga yang mengarahkan, membimbing, dan membina potensi dasar yang ada pada manusia sesuai dengan ketentuan dan petunjuk wahyu Allah SWT.

Mencermati dan menganalisis kondisi lingkungan di kota Cilegon dan masa depan generasi bangsa saat ini, Insya Allah akan didapatkan 2 hal yaitu : Keprihatinan dan Peluang.Keprihatinan pada proses dan output pendidikan yang berjalan-dialami siswa/i didik didominasi oleh nilai-nilai sekuleristik dan turunannya. Siswa didik yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya cenderung tidak siap terjun ke masyarakat dari sisi ilmu, keterampilan dan sikap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kesalahan pada pengajaran dan pendidikan sejak dini terutama sekolah dasar.

Kota Cilegon, sebagaimana kota –kota lain di banten dan Indonesia pada umumnya telah banyak tumbuh dan berdiri lembaga formal yang mempunyai cita-cita dan berupaya untuk mengikis proses dan output yang sekuleritik tadi, tapi realitasnya dengan berbagi persoalan tadi cita-cita trersebut sulit terwujud, bahkan mustahil terwujud dengan menjalankan sistem pendidikan yang masih mendapat nilai-nilai diluar Islam. Melihat realitas ini, pengalaman empiric serta konsep yang digulirkan dan diterapkan oleh SDIT Insantama di bogor dan kota-kota lain, Yayasan Pesona Insantama yang digagas dan didirikan oleh tenaga-tenaga profesional, amanah, ikhlas secara bersungguh-sungguh ingin berbagi peran dalam memperbaiki dan menyiapkan generasi terbaik di masa depan bekerjasama dengan Yayasan Insantama Cendekia Bogor yang mengelola SDIT Insantama Bogor, di kota Cilegon.
Berdirinya SD Islam Terpadu (SDIT) dalam perencanaan jangka pendek Lembaga Pendidikan Insantama, jelas memerlukan berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk mengimplementasikannya. Kurikulum SD merupakan salah satu di antaranya. Sebagai lembaga yang dicanangkan mampu membangun sejarah baru peradaban ummat manusia, Lembaga Pendidikan Insantama memandang jenjang SD dan jenjang formal lainnya (TK, SMP dan SMU) sebagai salah satu wadah pembentukan sumberdaya manusia yang sesuai dengan visi dan misi Lembaga Pendidikan Insantama.
Tuntutan untuk mewujudkan sebuah konsep sistem pendidikan Islam khususnya dalam jenjang SD di lingkungan Lembaga Pendidikan Insantama merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi. Harapannya, keberadaan Lembaga Pendidikan Insantama di tengah-tengah masyarakat mampu memberikan sumbangan riil utamanya dalam pendidikan anak.

Semoga cita-cita mendidik generasi Islami di Kota Cilegon dapat terwujud.

Amin

Cilegon, Februari 2010